Tuesday, February 5, 2013

Stasiun Pasar Senen Berduka

Di stasiun Senen aku menangis. Kabar duka dari seorang teman melunturkan semangat petualanganku. Seorang kawan, kakak terpaksa meninggalkan tempat perantauan. Entah benar atau tidak.
Belum lama aku mengenalnya, dan kini kami terpaksa hampir berpisah. Aku memang tak begitu dekat. Namun beberapa kenangan dalam potongan adegan setiap pementasan di klub Teaterku memberi kesan cukup dalam. Mungkin dia satu-satunya yang nyambung ketika aku mengoceh tentang one piece, naruto,rave dan sederet serial komik lain. Dia juga orang pertama di klub Teaterku (dan selain teman asrama) yang tau tentang ibuku. Teringat ketika dia mengajukan usulan untuk menggunakan celetukan suara parauku sebagai penutup di salah satu pementasan. Haru masih menyelimutiku.
Dia juga mungkin telah lama memendam permasalahan ini. Tanpa harus membuat kami ikut terseret dalam duka yang sedang dia alami. Dia juga orang pertama di klub tentang "kakakku". Kata-kata terakhir yang dia rangkai untuk menutup kisah lama , kini telah membuat hubunganku dengan kakakku membaik. Terimakasih.
Kau masih berhutang pasir pantai untukku. Kau masih berhutang petualangan bawah laut yang selalu kau ceritakan itu. Kalaup harus pergi, setidaknya jangan pergi menghilang tanpa berpamitan dengan kami disini....

No comments:

Post a Comment