Tuesday, November 27, 2012

Generasi yang menyedihkan

Setelah sibuk dengan kegiatan diluar perkuliahan selama seminggu, datanglah hari dimana aku harus terpaksa kembali masuk kelas. Arrrgghhhh males total !!

12.19 masih terlalu cepat untuk berangkat. kelas dimulai pukul 12.45 normalnya. Smabil makan indomie goreng, aku nongkrongin FTV bareng temenku Anggra (Ang). Cekakak cekikik ngomentarin alur cerita FTV yang makin lama makin gak jelas. Lucu. Aneh. Garing.

"Hei ada yang punya air keras gak???"

Tiba-tiba ada suara orang teriak di belakang kami. oh ternyata salah satu teman kami. Sepertinya kami terlalu asyik dengan TV sampai-sampai tidak sadar akan kehadirannya. Melongo ke arah dia.

"Hei ada yang punya air keras gak? buat ini nih biar awet."  dia mngulang kalimatnya dengan sedikit tambahan.

Kami melongo. memperhatikan sesuatu yang ada di tangannya. Dia mondar-mandir seperti orang bingung. diletakkan tas ranselnya sambil ngegerundel.

"Kalian punya air keras egak? buat ini nih, biar awet."

Kami terdiam. agak lama dan lebih serius. Temanku menghentikan kunyahannya. Mata temanku sedikit berkaca-kaca. Aku diam, sejenak. Menahan emosi. Kuperhatikan tiga makhluk tak berdaya yang ada di tangannya. Hanya beralaskan kertas Concord dan ditutup dengan plastik putih transparant.

"Kamu serius mau pake burung itu? Buat apa? Tugas Typografi??" Nadaku sedikit meninggi.

"Iya.. tapi gak papa kok. Aku gak ngebunuh ini. Ini aku beli, udah mati dari amang-amangnya. Ntar di air kerasin jadi awet. gak papa kok, dulu-dulu juga ada yang gitu."

"Lo mikir gak sih? Monster seperti apa sih sebenernya temenku ini. Anj***g!!!" tentu kalimat ini hanya ada dalam hatiku.

"Serius mau pake itu?? Bisa gak pake yang lain? kenapa gak nyari burung-burungan mainan aja sih? kasihan tau !! dia kan makhlukh hidup. ya oke, mereka sekarang udah mati. tapi gak etislah itu mau dijadikan atribut di tugas kamu!!" Nadaku tinggi. emosiku mengalir deras.

"Masalahnya aku gak nemu mainan burung-burungan. trus mahal juga klo beli yang mainan. Gak papa kok, aku gak ngebunuh ini."

"Oke aku tau kamu bukan yang ngebunuh. tapi itu gak etis!! Kamu tega?? Gini deh, sekarang aku beli burung itu. ntar aku ganti uang buat beli burung itu. kalau kamu gak punya uang buat beli mainan burung, aku pinjemin. tapi plis jangan pake mereka! Tega kamu!!"

Dia diam , masuk ke kamar. Temanku ang hanya diam. Matanya berkaca-kaca. Entah apa yang ada dipikirannya. Mungkin sama denganku.

Aku marah bukan hanya karna ulah temanku yang menurutku gak punya prikehewanan, dengan niatan memajang mayat burung di tugas kuliahnya.Yang kedua, karena tema tugas temanku. Dia mengangkat tema "Save koodo" hal yang mulia dan bagus. Tapi kenyatannya dia tidak memperlakukan ketiga burung malang ini dengan baik.  Yang ketiga, sebenarnya kota macam apa sih jakarta ini? Hingga ada suatu ognum yang menjual mayat burung. Bukannya malah di kubur. Mungkin dunia ini terlalu keras hingga bisa merubah sifat seseorang. memaksa orang berbuat nekad. Atau mungkin aku yang terlalu cuek dan tak berdaya menyadarkan mereka. Semoga Tuhan segera membukakan mata hati mereka untuk lebih peka. Bahwa kita hidup di dunia ini nggak sendirian. Ada alam, tumbuhan, hewan bahakn undara yang hidup memberi energi positiv jika kita berpikiran positiv. Sayangi mereka, lindungi mereka.

_abhim dan tiga burung malang_

No comments:

Post a Comment